TUGU PRRI

TUGU PRRI
Tugu Bukti Sejarah PRRI

Kamis, 06 Oktober 2011

Dinamika Pelabuhan Air Bangis dalam Lintasan Sejarah Lokal Pasaman Barat




Bandar Airbangis memang berbeda dengan Bandar pantai lainnya di pesisir barat Pulau Sumatera. Secara umum pasar dalam sebuah kota terpisah dari bandarnya, yakni di bandar teluk tapang. Hal ini terjadi karena Airbangis  hanya layak untuk sebuah Bandar yang terletak dibibir sebuah teluk dan lahan kaki pegunungan Pasaman barat yang agak luas sehingga tidak memungkinkan pasar berada jauh kearah pedalaman. Bagaimana peranan Airbangis sebagai Bandar dan pelayaran di pantai barat Pasaman dalam kurun waktu abad ke 19 sampai kontemporer, dengan menekankan pada kegiatan perdagangan dan dinamikanya.  Secara keselruhan penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dinamika sejarah Airbangis. Bandar maritime itu memainkan peranan penting dalam memajukan daerah pedalaman melalui perdagangan.
    Sebelum abad ke-19 pantai barat Pasaman berada dalam kekuasaan Aceh. Kekuatan Aceh sangat dirasakan disetiap Bandar, termasuk Air Bangis, dengan menempatkan Wakil Raja Aceh yang bergelar  Panglima Aceh disana. Kehadiran kekuatan Aceh dikawasan pesisir barat Pasaman ditanggapi oleh penduduk setempat dengan pro dan kontra. Bagi yang pro, mereka mendukung keberadaan Panglima Aceh disetiap Bandar, sebab sebagian dari orang Aceh telah menjadi penduduk setempat dan berketurunan. Namun kadang-kadang para panglima sering berbuat semena-mena terhadap penduduk dengan memonopoli perdagangan lada dan bahan komoditi lainnya.
    Orang yang terlibat dalam perdagangan di Air Bangis umumnya terdiri dari perdagangan perantara atau pedagang pantai, petani pedalaman, penguasa negeri, pedagang Inggris, dan pemerintah Hindia Belanda. Perdagangan antar Bandar disepanjang pantai barat Sumatera mengunakan pencalang, perahu layer, dan kapal api. Nahkoda kapal sekaligus menjadi pedagang sudah biasa ketika itu. Kebaragaman pedagang itulah yang menjadi faktor pedagang pantai bersikap lebih terbuka dan berani dari pada penduduk pedalaman untuk menghadapi tantangan lautan yang penuh resiko. Jiwa entrepreuner pedagang pantai itulah yang menjadi salah satu keunikan kegiatan niaga dikawasan pantai barat Pasaman.
    Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pergadangan dibandar Air Bangis khususnya dan pantai barat umumnya didominasi oleh orang Belanda. Kegiatan perdagangan, lalu lintas pelayaran, dan keluar masuknya barang komoditi membentuk Air Bangis menjadi Bandar yang bertipe Bandar feeder point. Dalam lintasan sejarah Pasaman Barat ada empat kekuatan yang bersaing sengit untuk memperoleh monopoli dalam bidang perdagangan rempah-rempah dan komoditi, seperti Aceh, Belanda, Inggris, dan Amerika. Dalam lintasan sejarah keempat kekuatan itu hanya pedagang Amerika yang tidak mempunyai ambisi territorial, sebab pedagang Amerika hanya mementingkan keuntungan belaka, ingin mendapat laba yang sebesar-besarnya, jika perlu dengan cara menipu tanpa menghiraukan kerugian pedagang lokal.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar